3 Kisah Nyata Ini Jadi Bukti Dahsyatnya Kalimat Istighfar, Mari Memperbanyak!

3 Kisah Nyata Ini Jadi Bukti Dahsyatnya Kalimat Istighfar, Mari Memperbanyak!
3 Kisah Nyata Ini Jadi Bukti Dahsyatnya Kalimat Istighfar, Mari Memperbanyak!

Ternyata, tidak hanya untuk memohon ampunan, kalimat dzikir yang sering diucapkan Nabi Muhammad ini juga memiliki banyak keutamaan

SERAMBINEWS.COM - Di waktu tertentu saat selesai shalat atau di sela-sela waktu dianjurkan memperbanyak istighfar.

Lafadz Istighfar merupakan salah satu dzikir untuk memohon ampun kepada Allah.

Biasanya setelah salat, umat muslim tidak akan melewatkan untuk mengucapkan kalimat Astagfirullah Hal Adzim tersebut.

Harapannya, Istighfar mampu menghapuskan dosa-dosa yang diperbuat.

Ternyata, tidak hanya untuk memohon ampunan, kalimat dzikir yang sering diucapkan Nabi Muhammad ini juga memiliki banyak keutamaan lain jika diamalkan.


Kisah-kisah berikut menceritakan bagaimana ajaibnya amalan Istighfar dalam kehidupan. Mulai dari kisah pedagang roti yang ingin bertemu dengan Imam Ahmad, hingga nenek tua renta yang mengharapkan pertolongan dokter untuk menyembuhkan cucunya.


Bagaimana lengkapnya? Berikut ulasannya.
1. Kisah Ajaib Pedagang Roti

Imam Ahmad rahimahullah merupakan salah satu ulama madzhab 4 yang namanya mahsyur hingga saat ini. Pada zamannya, Ia begitu dielu-elukan oleh banyak orang.


Dalam sebuah kisah yang ditulis Imam al Jauzi rahimahullah dalam buku tentang Imam Ahmad dikisahkan bahwa saat sang Imam memasuki usia senja beliau begitu ingin pergi ke Negeri Syam.

Namun anehnya Imam Ahmad sama sekali tidak memiliki tujuan yang jelas kenapa Ia ingin pergi ke tempat itu. Padahal Ia harus menempuh perjalanan jauh dari kediamannya di Baghdad menuju Syam.

Sesampainya di Syam, Imam Ahmad berhenti untuk menunaikan salat dzuhur. Tidak ada yang mengenalinya, mengingat zaman dahulu teknologi tidak secanggih saat ini.

Ia menunggu di masjid tersebut hingga menjelang salat Ashar. Setelah Ashar, sang Imam membaca Alquran untuk menunggu waktu Magrib dan Isya.

Setelah habis malam, Imam Ahmad kemudian ingin tidur dan beristirahat di masjid tersebut.