Tawaf dilakukan dengan mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali dalam ibadah haji maupun umrah. Dibalik kegiatan memutari Baitullah yang disyariatkan itu, ternyata menyimpan makna khusus. Seperti apa?
Allah SWT meletakkan Kakbah di bumi tak lain sebagai simbol singgasana-Nya yakni Arasy yang berada di langit, mengutip buku Merasakan Manisnya Iman oleh Imam Al-Birgawi & Ibnu Arabi. Untuk itu Dia memerintahkan hamba mukmin untuk berkeliling Baitullah saat ibadah haji dan umrah, sebagaimana para malaikat turut memutari Arasy.
KH Nasaruddin Umar dalam bukunya, Menelisik Hakikat Silaturahim menjelaskan awalnya Kakbah hadir dari kegelisahan Adam dan Hawa ketika Allah SWT turunkan ke bumi. Di mana mereka kehilangan tempat ibadah rutin seperti yang dilakukan dalam surga bersama malaikat.
Seraya menyesali perbuatan mereka akibat melanggar perintah-Nya untuk tidak memakan buah dari salah satu pohon di surga, keduanya memohon kepada Allah untuk disediakan rumah ibadah sekaligus tempat tobat.
Dan kemudian Dia mengabulkan permintaan hamba-Nya itu dengan memerintahkan para malaikat untuk mendirikan Kakbah di Makkah. Baitullah inilah yang menjadi tempat peribadatan sekaligus rumah pertama yang hadir di permukaan bumi. Hal ini Allah nyatakan dalam Al-Qur'an pada Surat Ali Imran ayat 96-97:
اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Arab Latin: Inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn. Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn
Artinya: Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.
Diterangkan pula, setelah dibangunnya Kakbah, Adam dan Hawa meneruskan ibadah dan tobat mereka dengan bertawaf berkeliling Baitullah. Semenjak itu, Kakbah tak pernah berhenti diputari untuk beribadah, dan hingga saat ini pun masih terus didatangi umat Islam dari seluruh penjuru dunia dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Allah SWT meletakkan Kakbah di bumi tak lain sebagai simbol singgasana-Nya yakni Arasy yang berada di langit, mengutip buku Merasakan Manisnya Iman oleh Imam Al-Birgawi & Ibnu Arabi. Untuk itu Dia memerintahkan hamba mukmin untuk berkeliling Baitullah saat ibadah haji dan umrah, sebagaimana para malaikat turut memutari Arasy.
KH Nasaruddin Umar dalam bukunya, Menelisik Hakikat Silaturahim menjelaskan awalnya Kakbah hadir dari kegelisahan Adam dan Hawa ketika Allah SWT turunkan ke bumi. Di mana mereka kehilangan tempat ibadah rutin seperti yang dilakukan dalam surga bersama malaikat.
Seraya menyesali perbuatan mereka akibat melanggar perintah-Nya untuk tidak memakan buah dari salah satu pohon di surga, keduanya memohon kepada Allah untuk disediakan rumah ibadah sekaligus tempat tobat.
Dan kemudian Dia mengabulkan permintaan hamba-Nya itu dengan memerintahkan para malaikat untuk mendirikan Kakbah di Makkah. Baitullah inilah yang menjadi tempat peribadatan sekaligus rumah pertama yang hadir di permukaan bumi. Hal ini Allah nyatakan dalam Al-Qur'an pada Surat Ali Imran ayat 96-97:
اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ
Arab Latin: Inna awwala baitiw wuḍi'a lin-nāsi lallażī bibakkata mubārakaw wa hudal lil-'ālamīn. Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm, wa man dakhalahụ kāna āminā, wa lillāhi 'alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā'a ilaihi sabīlā, wa mang kafara fa innallāha ganiyyun 'anil-'ālamīn
Artinya: Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia adalah (Baitullah) yang (berada) di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Di dalamnya terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim. Siapa yang memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana. Siapa yang mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari seluruh alam.
Diterangkan pula, setelah dibangunnya Kakbah, Adam dan Hawa meneruskan ibadah dan tobat mereka dengan bertawaf berkeliling Baitullah. Semenjak itu, Kakbah tak pernah berhenti diputari untuk beribadah, dan hingga saat ini pun masih terus didatangi umat Islam dari seluruh penjuru dunia dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Masih dari buku Menelisik Hakikat Silaturahim, ulama Mesir Ali Muhammad Muthawwi mengungkapkan bahwa misteri Baitullah mampu dibuktikan oleh ilmu sains kontemporer. Di mana Kakbah sebagai titik gravitasi spiritual manusia dan makhluk lainnya.
Diibaratkan pula Kakbah seperti magnet listrik, yang menghasilkan kerohanian dalam diri bertambah kuat bila dikerjakan terus menerus dan dekat dengan pusat lingkarannya. Jika tawaf dilakukan agak jauh dari Kakbah, dorongan kebatinannya semakin mengecil. Adapun bila terdapat jumlah orang yang tawaf banyak terus meningkat, maka medan kerohaniannya juga semakin besar.
Muthawwi menambahkan, tingkat spiritual di sekitar Baitullah bukan hanya karena manusia yang tawaf, tetapi keikut sertaan bangsa malaikat dan jin.
Dalam suatu riwayat disebutkan bila sekitar tujuh puluh ribu malaikat melaksanakan tawaf tiap harinya di Arasy sampai hari akhir nanti, dan menimbulkan energi rohani yang turun ke Kakbah, sebagaimana Baitullah yang merupakan lambang singgasana Allah SWT di dunia.