Timbangan Amal Baik dan Buruk, Penentu Nasib Manusia di Akhirat

Timbangan Amal Baik dan Buruk, Penentu Nasib Manusia di Akhirat
Timbangan Amal Baik dan Buruk, Penentu Nasib Manusia di Akhirat

Timbangan amal baik yang berat akan membawa seseorang masuk ke surga dengan mudah. Sebaliknya, jika yang berat adalah timbangan amal buruk maka semakin jauh juga pintu surga. Timbangan amal ini ibarat penentu nasib seseorang di akhirat kelak.

Dalam Al-Quran surat Al-Araf ayat 8-9, Allah SWT berfirman tentang timbangan amal baik dan buruk manusia.


Surat Al-Araf ayat 8

وَٱلْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ ۚ فَمَن ثَقُلَتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Arab-Latin: Wal-waznu yauma`iżinil-ḥaqq, fa man ṡaqulat mawāzīnuhụ fa ulā`ika humul-mufliḥụn

Artinya: Timbangan pada hari itu adalah kebenaran (keadilan), maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Surat Al-A'raf ayat 9

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓا۟ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا يَظْلِمُونَ

Arab-Latin: Wa man khaffat mawāzīnuhụ fa ulā`ikallażīna khasirū anfusahum bimā kānụ bi`āyātinā yaẓlimụn

Artinya: Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami.

Budi Handrianto dalam bukunya yang berjudul Agar Timbangan Menjadi Berat, menjelaskan makna dari surat Al-Araf ayat 8-9 bahwa timbangan yang digunakan untuk menimbang amal perbuatan manusia pada Hari Kiamat adalah kebenaran. Setiap amal saleh mengandung kebenaran, oleh karenanya ini membuat timbangan amal baik semakin berat. Sementara amal buruk tidak mengandung kebenaran karena merupakan bagian kebatilan, maka tidak memiliki berat amal baik.

Timbangan amal ini kerap juga disebut Mizan. Selama masih diberi kesempatan, hendaklah manusia berlomba-lomba dalam kebaikan agar timbangan amal baiknya semakin berat.

Dalam sebuah hadits yang disampaikan Ibnu Mas'ud, Rasulullah SAW bersabda, "Pada hari Kiamat, manusia akan dihisab. Siapa saja yang amal baiknya lebih banyak dari amal buruknya, walau hanya selisih satu amal, maka ia akan masuk surga. Sementara orang yang amal buruknya lebih banyak dari amal baiknya, walau hanya selisih satu amal, maka ia akan masuk neraka."

Amalan yang Membuat Berat Timbangan Kebaikan

Banyak amalan yang bisa dilakukan untuk memperberat timbangan amal kebaikan. Termasuk di dalamnya adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangannya.

1. Memiliki akhlak baik

Rasulullah SAW bersabda tentang amalan baik: "Sesungguhnya di antara amalan yang paling berat dalam timbangan amal pada hari Kiamat adalah berakhlak bagus," (HR Ath-Thabrani).

2. Kalimat thayyibah.

Diriwayatkan, pada saat timbangan-timbangan amal pada hari Kiamat dipasangkan, maka didatangkanlah seorang laki-laki. Setelah amalnya ditimbang, diputuskan bahwa ia harus masuk neraka. Namun, terdengar satu perintah dari sisi Allah, "Janganlah kalian tergesa-gesa. Sebab, masih ada satu amal lagi yang tersisa untuknya." Tak lama datanglah satu lembaran yang berisi tulisan Lailahailallah. Setelah lembaran itu ditambahkan, maka bertambah beratlah amal kebaikannya. Demikian yang disarikan dari hadits riwayat Ahmad dalam Musnad-Nya dari 'Amr ibn al-Ash.

3. Pahala ganda dari bertasbih dan takbir

Ada amalan yang mudah dilakukan namun memiliki balasan pahala yang besar yakni bertasbih, membaca tahmid dan membaca takbir. Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

"Dua amalan yang tidak dihitung (dijaga) oleh seorang muslim kecuali akan masuk surga. Dua amalan itu sangat sederhana, namun orang yang menunaikannya sedikit. Ditanya oleh para sahabat, 'Amal apa itu, wahai Rasulullah?' Beliau meneruskan, 'Salah seorang kalian bertasbih sepuluh kali, membaca tahmid sepuluh kali, dan membaca takbir sepuluh kali setiap usai shalat. Jadi totalnya 150 kali dalam lisan, namun jadi 1500 dalam timbangan amal,'" (HR Ibnu Majah, at-Tirmidzi, dll).

Dengan demikian, sebagai umat muslim hendaknya senantiasa melakukan amal kebaikan. Kerjakan segala perintah Allah SWT dengan niat yang ikhlas dan semata-mata mengharapkan ridho Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Melihat dan Maha Mengetahui.