Bagi banyak orang, kekhawatiran akan dosa-dosa yang sering dilakukan menjadi penghalang utama untuk merasa dekat dengan Allah SWT. Namun, dalam ajaran Islam, terdapat jalan yang terang bagi setiap hamb untuk kembali kepada-Nya, meski telah melakukan dosa-dosa besar sekalipun.
Lantas bagaimana menjadi kekasih Allah meski sering melakukan dosa?
Syaikh Sa'ad bin Turki Al-Khotslan, seorang Profesor di Departemen Fikih (FIQH) di Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud di Riyadh yang juga dikenal sebagai anggota dari Hai'ah Kibarul 'Ulama menjelaskan bahwa Allah mencintai orang-orang yang kembali kepada-Nya atau bertaubat.
Lebih lanjut, Syaikh Sa'ad mengatakan jika hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi (No.2499), Ahmad (No.13949), dan Ibnu Majah (No.4251) bukan hadist sahih dari Nabi Muhammad. Haditsnya berbunyi:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ.
"Setiap keturunan Adam suka berbuat dosa, dan sebaik-baik pelaku dosa adalah yang selalu bertaubat."
Ketidaksahihan hadist di atas, kata Syaikh Sa'ad didasarkan pada pernyataan dari Imam Ahmad. Bahwa hadist tersebut ada cacatnya.
"Dari sisi sanad, hadist ini tidak sahih dari Nabi. Tapi makna hadist tersebut benar. Tidak ada satu pun manusia yang bebas dari dosa, kecuali para Nabi. Sebab para Nabi telah dijaga oleh Allah dari dosa besar," jelas Syaikh Sa'ad, dilansir YouTube ShahihFiqih, Kamis (2/5).
Syaikh Sa'ad pun mengungkap jika sesuatu yang wajar, jika setiap manusia melakukan kemaksiatan, berbuat dosa dan membuat kesalahan. Namun Syaikh Sa'ad mengimbau agar setiap manusia segera bertaubat usai berbuat kemaksiatan.
"Dan sebaik-baiknya pelaku dosa adalah yang bertaubat. Allah mencintai orang yang sering bertaubat," ungkapnya.
Seperti penggalan Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 222, yang berbunyi:
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
"Allah benar-benar mencintai orang yang sering bertaubat, dan orang yang bersuci." (Qs Al-Baqarah: 222)
Selain itu, Syaikh Sa'ad juga membebekan hadist shahih dari Nabi Muhammad saw soal bertaubat dan bersuci. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Bakar As Shiddiq RA. Beliau mendengar perkataan Rasulullah SAW yang menyatakan salat taubat dikerjakan sebanyak dua rakaat. Berikut ayatnya:
رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلاَّ غَفَرَ اللَّهُ لَهُ
Artinya: "Tidaklah seorang hamba yang melakukan dosa, lalu ia bersuci dengan baik lalu ia berdiri untuk salat dua rakaat, kemudian ia meminta ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuninya," (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
Dari beberapa hadist di atas, maka Syaikh Sa'ad menyimpulkan bahwa cara menjadi manusia yang dicintai Allah, walaupun sering melakukan dosa dengan bertaubat.
"Setiap melakukan maksiat, apapun maksiatnya, segera berwudhu, salat dua rakaat dan minta ampun kepada Allah. Sebab Allah mencintai orang yang senantiasa kembali kepada-Nya," ungkapnya.
Anjuran untuk bertaubat ini juga telah tercantum dalam firman Allah surat Ali Imran ayat 135,
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ
Artinya: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui,"
Syaikh Sa'ad menjelaskan jika orang yang sering bertaubat itulah yang akan mendapatkan surga.
"Allah suka, jika seorang hamba mengakui dosanya dan kembali kepada-Nya. Minta ampun kepada Allah dan bertaubat. Orang yang sering melakukan itu, maka ia masuk dalam golongan orang-orang yang suka bertaubat. Dan Allah mencintai orang-orang yang senantiasa bertaubat. Allah benar-benar mencintai orang yang bertaubat," pungkas Syaikh Sa'ad.