Kisah Orang 2 Kali Ibadah Haji tapi Sia-Sia, Pahalanya Terhapus karena Ini

Kisah Orang 2 Kali Ibadah Haji tapi Sia-Sia, Pahalanya Terhapus karena Ini
Kisah Orang 2 Kali Ibadah Haji tapi Sia-Sia, Pahalanya Terhapus karena Ini

Berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji adalah dambaan setiap orang Islam. Siapa coba yang tidak ingin melaksanakan Rukun Islam kelima ini?

Ibadah haji adalah penyempurna keislaman seorang muslim karena telah melaksanakan Rukun Islam terakhir. Ibadah haji memang wajib, tapi kewajiban ini diperuntukkan kepada orang-orang yang mampu mengerjakannya.

Ibadah haji dilakukan pada Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam penanggalan kalender Hijriyah. Ibadah ini dilaksanakan di Makkah.

Saat ini, umat Islam di seluruh dunia akan menunaikan ibadah haji di Baitullah. Kloter pertama jemaah Indonesia dijadwalkan akan berangkat ke Arab Saudi pada 12 Mei 2024. Kloter terakhir akan diberangkatkan pada 10 Juni 2024. 

Bicara haji, ada kisah menarik yang sarat dengan hikmah. Kisah ini mengandung banyak pembelajaran, khususnya bagi orang yang hendak atau telah menyelesaikan ibadah haji. 

Kisah ini tentang orang yang menunaikan ibadah haji dua kali tapi sia-sia karena perbuatannya. Simak kisah berikut ini yang terdapat dalam kitab Irsyadul ‘Ibad.

Dikisahkan, suatu ketika seorang laki-laki menjamu Sufyan ats-Tsauri dan kawan-kawannya. Lelaki itu kemudian meminta sang istri untuk memberikan hidangan pada tamunya.

"Berikanlah hidangan padaku hidangan yang kamu bawa dari haji yang kedua, bukan haji yang pertama,” pintanya dikutip dari NU Online.  

Dari permintaan tersebut dapat diketahui bahwa lelaki itu meminta istrinya untuk menyuguhkan hidangan. Namun, di balik itu ia seakan memamerkan ke orang-orang bahwa dirinya sudah ibadah haji dua kali.

Permintaan lelaki pada istrinya itu direspons oleh Sufyan ats-Tsauri.

"Sungguh kasihan orang ini. Dengan perkataannya itu dia telah menghapus pahala dua hajinya. Semoga Allah menyelamatkan kita dari riya'," kata ulama alim dan zuhud yang wafat pada 778 M ini.

Ibadah haji merupakan perintah Allah dan rasul-Nya. Jangan sampai ibadah tersebut menjadi riya karena ditujukannya bukan karena-Nya. Rasulullah SAW meminta umatnya untuk berhati-hati dari riya’. 

Imbauan tersebut disampaikan ketika nabi mendapat pertanyaan dari seorang laki-laki yang datang kepadanya.

"Apa itu keselamatan pada hari esok (hari Kiamat)?"   

"Ketika kamu tidak menipu Allah," jawab Rasulullah.

"Bagaimana kita menipu Allah?" tanyanya lagi.

"Yaitu ketika kamu menunaikan perintah Allah dan rasul-Nya namun kamu bertujuan untuk selain ridha Allah. Berhati-hatilah dari riya' karena sesungguhnya ia termasuk kategori syirik kepada Allah," balas Nabi lagi.   

Demikian disampaikan dalam hadits riwayat Adz-Dzahabi. Hadits ini melanjutkan sabda Nabi bahwa kelak di hari kiamat orang-orang riya' dipanggil di hadapan orang banyak dengan empat nama: "wahai orang kafir", "wahai orang durhaka (fâjir)", "wahai orang cedera (ghâdir)", dan "wahai orang merugi (khâsir)".   

Nabi menjelaskan, perbuatan orang riya' tersebut sesat dan pahalanya pun musnah, sehingga ia tak memiliki bagian apa-apa di hari kiamat. Selanjutnya diseru kepadanya, "Ambillah pahala dari orang-orang yang menjadi tujuan amalmu, wahai penipu diri sendiri."    

Masih mengutip NU Online, dalam kitab Irsyâdul ‘Ibâd pula diceritakan bahwa seorang imam ditanya tentang siapa orang yang disebut ikhlas. Ia jawab, "Orang yang merahasiakan kebaikannya sebagaimana menyimpan kejahatannya."   

Demikian kisah tentang seseorang yang ibadah haji tapi menjadi sia-sia dan penjelasan riya’. Semoga siapapun yang sudah atau mau beribadah haji dijauhkan dari perbuatan tercela tersebut. Wallahu a'lam.